Type something and hit enter

author photo
By On
Reportase Terkini - Dalam hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Seorang laki-laki pernah mengunjungi saudaranya disebuah kampung. Maka, Allah mengutus malaikat untuk memantaunya.




Ketika dia lewat, malaikat bertanya, 'Mau kemana kau?' Dia menjawab, 'Aku akan mengunjungi saudaraku dikampung ini.' Malaikat bertanya, 'Apakah karena ada kenikmatan yang akan kamu peroleh darinya (hasil bumi)?' Dia menjawab, 'Tidak, aku hanya mencintainya karena Allah.' Lalu malaikat berkata, 'Aku adalah utusan Allah untuk menyatakan kepadamu bahwa Allah mencintai sebagaimana kau telah mencintaimu saudaramu karena Dia'" (HR Muslim).

Dalam Islam, cinta itu harus terukur, terarah dalam koridor yang tepat (sesuai syariat). Cinta seorang ibu kepada anaknya, cinta seorang istri kepada suaminya, perlu ditempatkan kepada tataran yang sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Bila kecintaan itu tidak bersandarkan kepada Allah, cinta tersebut berpotensi melenceng dari kemurniannya. Misalnya, istri yang tahu suaminya mendapatkan rezeki dari cara haram (korupsi). Karena dalih cinta yang keliru, si istri cenderung membiarkan perbuatan suaminya.
Baca Juga : Siapa Saja Yang Menginginkan Kebahagian Dunia Dan Akhirat, Lakukanlah ini !
Dengan demikian, cinta seorang Muslimah kepada siapa saja hendaknya dibingkai dalam koridor syariat dan dilandasi keinginan untuk mengharap ridha Allah. Inilah cinta yang menjadi kesempurnaan iman seorang Muslimah. Sabda Rasulullah Saw., "Siapa saja yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah maka sungguh telah sempurna imannya" (HR Abu Dawud dan Tirmidzi). [reportaseterkini]