Type something and hit enter

author photo
By On
Reportase Terkini - Jakarta - Sebelumnya Dewan Syuro Majelis Rasulullah SAW, Habib Nabil menyampaikan harapannya agar kawasan Monumen Nasional (Monas) kembali dibuka untuk kegiatan zikir bersama. Hal itu ia ungkapkan dalam peringatan Hari Maulid Nabi di Masjid Istiqlal yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla.


"Saya sering diprotes oleh jamaah, ya Habib, kapan kita bisa kembali menggunakan Monas. 'Memangnya di Istiqlal enggak cukup, Habib?' Bukan begitu, masalahnya jamaah perempuan yang sedang berhalangan tidak bisa masuk masjid, saya diprotes terus sama jamaah perempuan. Mudah-mudahan Pak Wapres bisa memenuhi harapan ini," ucap Habib Nabil di depan ribuan jamaah di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Kamis (23/12/2015).

Habib Nabil juga sempat bertanya kepada seluruh jamaah tentang hal ini. "Itu harapan kita semua. Betul?" tanya Habib kepada jamaah.

Lalu ribuan jamaah menjawab serentak, "Betuul!". Setelah perayaaan pergantian tahun baru masehi, warga DKI Jakarta banyak meninggalkan sampah di kawasan Monumen Nasional (Monas). Namun Jusuf Kalla Menolak Permintaan Habib Nabil Tersebut .

Di Kutip Dari SI Online, Menurut seorang pekerja harian lepas (PHL) di kawasan Monas, Muhamad Mansur mengatakan, dirinya sudah mulai membersihkan kawasan di dalam Monas sejak pukul 04.00 WIB. Saat itu banyak sekali sampah yang berserakan.
Baca Juga : Jusuf Kalla Tolak Monas Di Jadikan Tempat Zikir Massal
"Banyak sekali sampah-sampah besar terserbar, terutama sampah-sampah besar. Sekarang sudah tinggal yang kecil-kecilnya saja," ujarnya dikutip metrotvnews.com, Jumat (1/1/2016).

Karena saking banyaknya sampah yang berserakan, Masur mengatakan, para PHL dibantu petugas keamanan dan office boy (OB) Monas dalam membersihkan sampah-sampah di areal Monas.

Kawasan Monas seharusnya menjadi daerah bebas sampah bahkan bebas dari pedagang kaki lima (PKL). Hal tersebut pernah ditegaskan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) yang pernah melarang kegiatan pengajian di Monas dengan alasan kebersihan. Pelarangan Ahok tersebut dengan dasar menjalankan Kepres 1995 bahwa Monas wilayah steril.

Ahok mengatakan, ia ingin mempertahankan kebijakan itu. Amanat dari sebuah Keputusan Presiden yang dikeluarkan pada tahun 1995 menyebutkan bahwa Monas adalah kawasan sakral negara yang harus dijaga dari tindakan yang menodainya seperti adanya PKL yang merusak lingkungan karena tidak menjaga kebersihan.