Reportase Terkini - Istiqamah merupakan salah satu perkara yang sangat penting dalam kehidupan seorang muslim, karena dengan sifat istiqamah itu, ia tidak akan dilanda perasaan takut untuk mewujudkan nilai-nilai keimanan dan tidak akan berduka cita bila mengalami resiko yang tidak menyenangkan sebagai konsekuensi dari keimanannya.
Allah Swt. berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhanku Allah kemudian mereka istiqamah, maka mereka tidak ada rasa takut dan tidak berduka cita." (QS. Al-Ashqaf [46]: 13)
Perintah untuk istiqamah selalu berada dijalan yang benar memang merupakan perintah yang berat. Istiqamah bukan hanya penting, tapi juga menyangkut martabat dan kemuliaan seseorang dalam memegang prinsip-prinsip kebenaran. Dalam kehidupan saat ini, sulit sekali untuk menjadi orang yang istiqamah. Banyak godaan yang ada dihadapan kita. Karenanya, penting bagi para istri untuk memahami hal-hal pokok apa saja yang harus dimiliki dalam hal istiqamah.
Istiqamah dalam aqidah
Aqidah secara harfiah artinya ikatan. Ini menunjukkan bahwa ketika seseorang telah mengakui Allah Swt. sebagai Tuhannya, maka ia harus mau terikat dengan segala prinsip-prinsip hidup yang telah digariskan oleh-Nya. Ibarat bangunan, aqidah adalah fondasinya, sehingga luasnya bangunan itu akan berdiri sesuai dengan fondasinya.
Suami yang benar-benar istiqamah menjalankan syariat Islam, keyakinannya akan kuat dan tidak akan dicampuri dengan keyakinan akan kuat dan tidak aka dicampuri dengan keyakinan yang bathil, seperti kemusyrikan, baik dalam bentuk yang kecil maupun besar.
Allah Swt. berfirman: "Maka, janganlah kamu berada dalam keragu-raguan tentang apa yang disembah oleh mereka. Mereka tidak menyembah melainkan sebagaimana yang nenek moyang mereka sembuh dahulu. Dan sesungguhnya Kami pasti akan menyempurnakan dengan secukup-cukupnya terhadap mereka dengan tidak mengurangi sedikitpun." (QS. Hud [11]: 109)
Banyak orang tidak istiqamah dalam masalah aqidah, sehingga keyakinan dan keterikatan mereka kepada Allah Swt. menjadi tidak kuat. Karena itulah dalam masalah aqidah, seseorang perlu memperkuat hati, lisan, dan perjuangannya untuk tetap istiqamah.
1. Istiqamah hati. Hati adalah pemimpin dari seluruh organ tubuh. Bila hati tidak istiqamah, maka seluruh tubuh juga akan mengikutinya. Hati adalah cermin diri dan gambaran realitas. Hati yang damai adalah kesejukan, hati yang lembut adalah keteduhan, hati yang lapang adalah rahmat. Sebaliknya, hati yang dengki adalah malapetaka.
2. Istiqamah lisan. Lisan adalah cermin hati seseorang. Jika hati bersih, maka yang dikeluarkan oleh lisan adalah kata-kata yang baik pula. Jika lisan terbiasa berucap kotor, maka yang keluar secara refleks adalah kalimat kotor pula.
3. Istiqamah akhlak. Sebagai konsekuensi dari keislaman yang sudah kita nyatakan, maka setiap orang harus menyadari dan melaksanakan tuntunan syariat dan ketentuan akhlak yang telah diturunkan dan ditetapkan oleh Rasul-Nya. Keistiqamahan dalam masalah ini menjadi penting untuk diingatkan karena ketika kita ingin menjalani kehidupan yang sesuai dengan syariat dan akhlak dalam Islam, kita akan menemui banyak kendala sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya, yang artinya: "Kemudian Kami jadikan kamu berada diatas suatu syariat, maka ikutilah syariat itu dan jannganlah kamu mengkuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui." (QS. Al-Jatsiyah [45]: 18) [reportaseterkini]
Sumber : Dahsyatnya Do'a Istri Ajaran Nabi Oleh Ummi Iktafa
Allah Swt. berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhanku Allah kemudian mereka istiqamah, maka mereka tidak ada rasa takut dan tidak berduka cita." (QS. Al-Ashqaf [46]: 13)
Perintah untuk istiqamah selalu berada dijalan yang benar memang merupakan perintah yang berat. Istiqamah bukan hanya penting, tapi juga menyangkut martabat dan kemuliaan seseorang dalam memegang prinsip-prinsip kebenaran. Dalam kehidupan saat ini, sulit sekali untuk menjadi orang yang istiqamah. Banyak godaan yang ada dihadapan kita. Karenanya, penting bagi para istri untuk memahami hal-hal pokok apa saja yang harus dimiliki dalam hal istiqamah.
Istiqamah dalam aqidah
Aqidah secara harfiah artinya ikatan. Ini menunjukkan bahwa ketika seseorang telah mengakui Allah Swt. sebagai Tuhannya, maka ia harus mau terikat dengan segala prinsip-prinsip hidup yang telah digariskan oleh-Nya. Ibarat bangunan, aqidah adalah fondasinya, sehingga luasnya bangunan itu akan berdiri sesuai dengan fondasinya.
Suami yang benar-benar istiqamah menjalankan syariat Islam, keyakinannya akan kuat dan tidak akan dicampuri dengan keyakinan akan kuat dan tidak aka dicampuri dengan keyakinan yang bathil, seperti kemusyrikan, baik dalam bentuk yang kecil maupun besar.
Allah Swt. berfirman: "Maka, janganlah kamu berada dalam keragu-raguan tentang apa yang disembah oleh mereka. Mereka tidak menyembah melainkan sebagaimana yang nenek moyang mereka sembuh dahulu. Dan sesungguhnya Kami pasti akan menyempurnakan dengan secukup-cukupnya terhadap mereka dengan tidak mengurangi sedikitpun." (QS. Hud [11]: 109)
Banyak orang tidak istiqamah dalam masalah aqidah, sehingga keyakinan dan keterikatan mereka kepada Allah Swt. menjadi tidak kuat. Karena itulah dalam masalah aqidah, seseorang perlu memperkuat hati, lisan, dan perjuangannya untuk tetap istiqamah.
1. Istiqamah hati. Hati adalah pemimpin dari seluruh organ tubuh. Bila hati tidak istiqamah, maka seluruh tubuh juga akan mengikutinya. Hati adalah cermin diri dan gambaran realitas. Hati yang damai adalah kesejukan, hati yang lembut adalah keteduhan, hati yang lapang adalah rahmat. Sebaliknya, hati yang dengki adalah malapetaka.
2. Istiqamah lisan. Lisan adalah cermin hati seseorang. Jika hati bersih, maka yang dikeluarkan oleh lisan adalah kata-kata yang baik pula. Jika lisan terbiasa berucap kotor, maka yang keluar secara refleks adalah kalimat kotor pula.
3. Istiqamah akhlak. Sebagai konsekuensi dari keislaman yang sudah kita nyatakan, maka setiap orang harus menyadari dan melaksanakan tuntunan syariat dan ketentuan akhlak yang telah diturunkan dan ditetapkan oleh Rasul-Nya. Keistiqamahan dalam masalah ini menjadi penting untuk diingatkan karena ketika kita ingin menjalani kehidupan yang sesuai dengan syariat dan akhlak dalam Islam, kita akan menemui banyak kendala sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya, yang artinya: "Kemudian Kami jadikan kamu berada diatas suatu syariat, maka ikutilah syariat itu dan jannganlah kamu mengkuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui." (QS. Al-Jatsiyah [45]: 18) [reportaseterkini]
Sumber : Dahsyatnya Do'a Istri Ajaran Nabi Oleh Ummi Iktafa